Monday, October 24, 2011

Hiding Tears Is Tiring


Menahan en nyembunyiin tangisan itu pekerjaan paling berat yang pernah aku lakuin dalam hidup. Kadang aku pengen terbangun, langsung aja di pagi ketika aku udah punya anak, biar aku gak usah ngerasain proses yang menyakitkan kayak gini. Kadang aku pengen fast forward ke beberapa tahun ke depan, biar semua kesedihan en kekecewaan ini gak sempet aku rasain.

Aku baru dapat kabar secara gak sengaja kalo salah seorang teman, yang juga udah 1thn lebih ini pengen punya anak, udah hamil dia. Bahkan aku gak bisa lagi nangis. Di saat aku lagi takut setengah mati ngeliat operasi yang udah di depan mata, aku malah dapat kabar kayak gini. Bener, aku terpukul banget.

Sebelum aku dapat jawaban dari Tuhan kenapa aku yang harus dapat cobaan kayak gini, aku gak bakalan bisa terima. Aku bakalan terus nangis, terus mengutuk diri sendiri, terus bilang "aku gak minta dilahirkan dengan kondisi begini, ya Tuhan..".

Aku takut semua usaha ini sia-sia aja. Obat, makan hormon, en sekarang operasi, aku takut semua hanya suatu proses menyakitkan tanpa hasil. Seandainya aja aku punya kekuatan buat menghilangkan penyakit ini, membuat hidup aku jadi normal seperti perempuan2 lain, menikah, punya anak, punya cucu, meninggal dengan damai. Tapi, aku harus ngerasain terluka, terpukul, en kecewa berkali-kali karena berita baik selalu menjadi milik orang lain, bukan aku. Kenapa aku yang harus ngelewatin semua proses nyakitin ini?

Hiding tears is still my toughest job so far. I have to hide it from my family and friends. I want them to see me as a tough person. That I can conquer every obstacles ahead. But deep down inside, my heart has broken to pieces, my layer of hopes become thinner and thinner along with the hurtful days we have to deal with. I don't know until when I can hide my tears like this.

Hh, I'm tired.

No comments: