Sunday, February 25, 2018

Review Drakor: Reply 1994 (SPOILER FREE)

(Rilis tahun 2013, nilai IMDb 8/10, dan baru ditonton tahun 2018, hehe)

"It is said that in order to achieve success in one field, ten thousand hours are required. The ten-thousand-hour rule. For Mozart and the Beatles and Steve Jobs and Kim Yuna, it was not an innate genius or good luck that created their success, but the effort and pain of more than ten thousand hours of work. It could be that work, relationships, and love are like that. In order to achieve that accomplishment, you can’t wait for an innate something to show up or a stroke of luck—you have to work hard and try and suffer till the very end. It ain’t over ’til it’s over." - Chillbong.

Pernah gak nonton drama seri yang sangat bagus, detail, niat, pemain jago akting semua, naskah apik, dan full paket serunya di setiap episode? Aku pernah, di tahun 2016, nama serialnya Game of Throne, dan itu semua episodenya dibuat dengan sangat niat sekali.

Tahun ini, 2018, aku nemuin feels yang sama di serial tivi. Bukan buatan Hollywood. Tapi drama korea ini, Reply 1994. Setiap episode dibuat dengan sangat detail, lengkap semua sedih, lucu (banget!), bitter, sweet, detail, dan story telling yang sangat bagus sekali. Pernah kan nonton serial tivi, lalu sangking veterannya kita ama serial tivi, jadi bisa nebak adegan selanjutnya, bahkan endingnya? Di Reply 1994, semua kemampuanku bertahun-tahun jadi penikmat sinetron dan telenovela, gugur berjatuhan. Gagal maning nebak adegan selanjutnya, gagal maning juga nebak endingnya, sampai episode terakhir. Angkat empat jempol buat sutradara dan penulis skenarionya. *clapping hands in awe*

Sesuai judulnya, Reply 1994 ini settingnya di Seoul tahun 1994. Kita diajak nostalgia lagi dengan kondisi tahun 90-an. Kaset, disket, telepon umum, telepon kartu, pager, telepon rumah, tivi tabung, radio, game tetris, dan semua ini dimunculkan dengan sangat detail sekali. Jadi inget dan ketawa sendiri saat dulu masih zaman pake pager, telepon koin, telepon kartu. Kebayang banget rempongnya pedekate kalo zaman dulu. Hehehe.

Ada 3 hal yang jadi fokus utama di Reply 1994: friendship, family, and love, and how time shapes teenager into young adult. Cerita ini tentang persahabatan 7 orang yang tinggal di satu rumah kos-kosan. Na Jung, anak pemilik rumah kos, ceria, bright, brave, and funny. Yoon Jin, remaja yang pemalu dan tertutup. Haitai, trying his best to be a bad boy but he's actually, not. Binggrae, yang masih ragu atas orientasi seksual dan pilihan sekolahnya. Samcheonpo, anak desa masuk kota yang masih culture shock. Chillbong, atlet baseball kesayangan satu Korsel, but very lonely at heart, dan terakhir T r a s h. Trash is very special because he has every quality a girl could ask for. Watch it, and you'll say "Amen". LOL! Keluarga Na Jung dan semua penghuni kosan selalu menghabiskan pagi dengan sarapan bersama. Adegan mereka sedang makan mengalahkan episode Masterchef dalam hal membuat air liur keluar, pokoknya jangan dilewatkan.

Reply 1994 ini juga memiliki timeline story yang sangat unik. Berpindah-pindah dari tahun 2013, ke 1994, lalu 1997 dan 2002 dan bertukar-tukar diantara tahun-tahun tersebut. Setiap pergantian setting tahun, akan terlihat perubahan gadget, fashion, kondisi Seoul, dan pendewasaan karakter-karakter di sini. Setiap perubahan setting akan juga memunculkan hint-hint baru dari pertanyaan besar sejak awal serial ini dimulai: Siapa dari kelima pria yang tinggal di kosan (pic di atas sebagai informasi relevan), yang akhirnya menjadi suami Na Jung? Jangan kira aku gak nebak. Setiap episode selalu memunculkan hint baru dan akhirnya aku revisi tebakanku lagi. Tapi asemnya, gak tertebak juga sampe episode terakhir. Percuma banget pengalaman bertahun-tahun nonton serial tivi, ah. 
Uniknya lagi, beberapa episode menandai peristiwa penting dan asli yang terjadi di Seoul. Ayah Na Jung menjadi pelatih Seoul Twins, klub baseball paling terkenal di Korea, memenangkan pertandingan di tahun 1994, tahun yang sama dengan kisah ini dimulai, dan alasan kenapa mereka pindah ke Seoul. Di peristiwa Kolapsnya Sampoong Department Store tahun 1995, kita akhirnya tau ternyata Na Jung peduli dengan Chillbong. Krisis moneter di Korsel tahun 1997 menjadi latar belakang kenapa Na Jung menunda pernikahannya dengan salah satu penghuni kosan juga (?), dan berujung putus, batal nikah. Korsel jadi semifinalis World Cup 2002 setelah menang lawan Italia, menandai titik balik perdamaian ketujuh sahabat ini yang sempat renggang karena sibuk kerja dan rebutan Na Jung (penasaran kan siapa vs siapa yang rebutan?). Dan Korsel menang adu penalti dengan Spanyol di World Cup 2002 menjadi alasan kenapa sedikit tamu yang datang on time ke nikahan Na Jung (loh, nikah dengan siapa akhirnya? hehehe).

Na Jung, Yoon Jin, Samchenpo, Haitai, Binggrae, Chillbong, and Trash each represent how we react towards what life put us into. Na Jung berani bilang suka ke orang yang sudah lama dia sayang, walaupun tau akan ditolak. Trash yang calon dokter bedah syaraf, bisa fokus belajar walaupun hati lagi amburadul, dan Trash mengajarkan kalo kita teguh, kekeuh ambil hati calon mertua, akhirnya luluh jua. Hehehe. Samcheonpo sangat cuek, namun ternyata sangat baik hati, rela nyolong toilet demi pacarnya. Yoon Jin pemalu, mulai percaya diri setelah ada pria yang bikin dia jatuh hati. Binggrae sama seperti rata-rata anak kedokteran umumnya yang dipaksa jadi dokter oleh orang tuanya: galau, gak yakin, rebel, dan ditambah lagi dia gak yakin apa dia suka pria atau wanita. Haitai yang berusaha ceria, berusaha keras jadi bad boy, padahal itu hanya topeng untuk menutupi kalo dia masih ingat cinta pertamanya. Chillbong..well, Chillbong bisa meneguhkan hati untuk konsisten terus berprestasi, walaupun di saat bersamaan hatinya sepi karena kurang perhatian ortu, dan patah hati akibat cinta bertepuk sebelah tangan selama bertahun-tahun. Chillbong bisa meramu kepahitan hidupnya, kesepiannya, menjadi sesuatu yang positif, dan for that, this character got a special place in my heart. Dari Chillbong kita bisa lihat kapan harus fight, dan kapan harus let go. I quote his words, "If there's something that doesn't work out even after heartache for 10,000 hours at least, for that person, I have to let her go". OUCH!! This part, really breaks my heart

Sampai sini udah kebayang kan ya, lengkapnya Reply 1994 ini. Kayak sup kimlo kental padat berisi, cari apa aja ada di sini.

Dan..biar lebih penasaran, aku kasih hint lagi. Pacar Trash, pacar Yoon Jin, pacar Samcheonpo, cinta pertama Binggrae, cewek satu-satunya yang disukai Chillbong, cowok yang akhirnya menjadi suami Na Jung, semuanya ada diantara ketujuh sahabat ini. Which one is which, that what makes this series can't be missed, watch every single detail and hint. Dijamin, gak tertebak sampe akhir. Hohoho!

Hint lagi, nama suami Na Jung dibeberkan di episode 2, Kim Jae Jun. Easy guess? Nope. Kelima cowok penghuni kosan bernama depan Kim, dan tiga diantaranya punya nama belakang Jun. Which one is which, you'll find out at episode 21, the ending. Kurang asem apalagi coba, ini drakor?? Hahaha.

Selamat menonton yaaaa, ada 21 episode, dan ada di Viu kok. Semoga gak bosen juga baca review yang panjang ini.

And, one more nice quote from this series to brighten up your day, "dreams should be high, love should be deep". AAWWW..

Sunday, January 28, 2018

[Review drakor] Because This Is My First Life: apa yang bisa kita pelajari



*ulasan suka-suka 👐

Dalam 3 hari terakhir berhasil menuntaskan satu drama korea berjudul This Is My First Life ini. Rekomendasi tentu saja dari uni Ria Oktorina yang selalu jitu sarannya (thanks, uni 😝)

Sebelum lanjut, mau nunjukin satu quote dari peraih Nobel di bidang ekonomi, Gary Becker, tentang pernikahan ditinjau dari segi ekonominya. Quote ini dikutip sepanjang episode drakor, jadi wajar kalo saya sangat tertarik. Tahun 1970 pendapat beliau ini bisa dibilang menggemparkan. Kenapa? Karena mendobrak pakem umum bahwa alasan menikah itu karena..cinta. (uh yeah!)

Here we go:

“According to the economic approach, a person decides to marry when the utility expected from marriage exceeds that expected from remaining single or from additional search for a more suitable mate." - Gary Becker.

Ditinjau dari segi ekonomi, seseorang akan menikah apabila mendapat keuntungan lebih besar (secara finansial) dari pernikahan tersebut, dibandingkan dengan melajang. Cinta? Ah, sebodo teuing ama cinta. Yang penting untung, gitu kira-kira kata Becker.

So. Begitulah yang terjadi pada kedua tokoh utama kita ini. Se Hee (38th) dan Ji Ho (30th) sedang berada di titik kurang menguntungkan dalam hidup masing-masing. Se Hee membeli apartemen yg harus dicicil selama 30 tahun (waks!) dan Ji Ho sebagai penyewa kamar di apartemen tersebut juga tidak punya uang untuk pindah cari apartemen baru. Se Hee perlu orang mengurus apartemennya dan kucingnya selama dia kerja, Ji Ho butuh kamar untuk tinggal. Se Hee gerah disuruh ibunya segera nikah, Ji Ho juga gerah udah umur 30 tahun tapi belum punya kerja yang settle dan masih melajang, jadi perawan tua. Keduanya berpikir bahwa dengan menikah, sama-sama dapat untung. Seperti Gary Becker bilang tadi, gak perlu cinta untuk menikah, yang penting lebih untung dibanding melajang. Buat kontrak selama dua tahun, habis itu bercerai. Akhirnya mereka nikah, resmi jadi downline-nya atuk Becker.😝😝

Selanjutnya bisa ditebak lah yaaa.. Akhirnya keduanya sadar kalo mereka terlalu menyepelekan pernikahan, dan berpindah menjadi downline-nya wong Jowo yang bilang "witing tresno jalaran soko kulino”, cinta tumbuh karena terbiasa. Se Hee yang dingin dan gak peduli mulai membuka diri, namun sayang Ji Ho udah patah semangat. Trus mereka cerai? Lanjut nikah? Atau cari upliner baru? Silahkan nonton sendiri yak. 👌

Intinya, drakor ini membuat saya merefleksi diri lagi saat awal nikah dulu, apa yang membuat saya memutuskan menikah. Benarkah seperti Becker bilang, lebih menguntungkan dibanding melajang? Dan sebaliknya jadi berfikir, apa di benak mereka yang memutuskan melajang saja? Apa karena lebih menguntungkan dibanding menikah?

Well, pada akhirnya kesimpulan saya dan Ji Ho sama, kami sependapat dengan Goethe yang dikutip di akhir drakor ini.

"Love is an ideal thing, marriage is a real thing; a confusion of the real with the ideal never goes unpunished" -Goethe. Cinta memang paling ideal, namun pernikahan itu sesuatu hal nyata. Kebingungan menentukan mana yang ideal dan nyata ini gak pernah tanpa konsekuensi.

Selamat berakhir pekan.

*nb: drakor ini mengajarkan saya tentang pernikahan lebih banyak dibanding waktu bimbingan di KUA dulu. Apa perlu direvisi bimbingan pra nikah menjadi nonton drakor saja? 😝😝😝😝

Thursday, December 7, 2017

Drama #mamasekolah

-- Tips #mamasekolah sambil momong bayi agar terhindar dari stres --

So, pembuatan tesis dan masa penelitian dimulai pas Aga umur 3 minggu. Sempat terpikir untuk cuti sekolah dulu, tapi yakin bisa karena yaa..sok jago aja sih sebenarnya 😅 (jangan ditiru kalo gak kuat iman). Penelitian aja udah bikin stress yak, apalagi sambil momong bayi, keep up ngajarin abangnya juga, berkomunitas juga, mantengin hosip kekinian juga, ngadmin akun komunitas juga..hepot! 😄

Nah, coba ya bagi-bagi tips dulu nih, berdasarkan pengalaman pribadi ya, biar gak stress saat sekolah sambil momong bayi 💪

Tips #mamasekolah biar gak stress:

- menyusui bayi, sangat sangat sangat membantu menghilangkan stres. Saat menyusui, hati terasa tenang, pikiran juga nyaman melihat bayi yang pulas dan kenyang, juga karena keluarnya hormon Oksitosin saat menyusui. Kalau sudah mumet dengan penelitian, perbanyak juga main dengan bayi, persering susui bayi, dan manfaatkan masa-masa growth spurt bayi tengah malam, untuk nyicil baca atau ngetik atau browsing, atau..ngemil (ini saya!)

- menggendong. Wah, yang ini sudahlah gak usah diragukan lagi betapa membantunya. Liat foto di bawah. Yang kiri awal penelitian, di Januari, Aga masih 8 bulanan deh itu. Yang kanan, pas wisuda, November lalu. Persamaannya? Ya masih ngegendong juga. 😁 Hampir sepanjang waktu pengerjaan tesis dilakukan sambil gendong. Bahkan pernah waktu konsultasi ke pembimbing, Aga digendong dan nangis kebangun, wes bubar bimbingannya. Kesal? Well, sedikit sih, bad timing banget sih, naaak. 😬 Menyesal? Nope, not at all. Saat itu di pikiran hanya, kita pasti bisa! Lagi-lagi sok jago aja sih sebenarnya..

- sering curhat ke orang yang tepat. Kalo aku ke suami, ortu, anak-anak, adek-adek, wawak di rumah, teman-teman, semuaa lah aku curhatin, kecuali..ke sosmed. 😅 Itu orang-orang sekitar udah kenyang kali ama drama #mamasekolah. Bahkan mereka yang sujud syukur pas aku lulus karena terbebas dari drama yang dikira tak berujung ini. Di sosmed cuma bagi-bagi foto dan cerita bitter but happy #mamasekolah aja. So, curhatlah ke orang yang benar-benar peduli padamu ya. Jangan ke lambe turah. 😌

- berkomunitas. Saat sekolah dan pengerjaan tesis ini, ada beberapa kegiatan komunitas yang rutin aku ikuti, dan juga sembari jadi pengurus. Jangan tanya cara bagi waktunya, pokoknya ini otak lebih cepet aja kerja kalo multitasking 😛😛. Tapi bertemu dengan teman-teman baru, yang punya kesukaan sama dengan kita, itu sangat membantu menghilangkan mumet loh. So, jangan makin menutup diri dengan tumpukan kertas, ayo gabung dengan berbagai komunitas, sesuai dengan passion kita.

- pake lipen tiap hari. Walaupun tiap hari yang akan dijumpai lagi adalah tumpukan paper dan laptop, tetap resik. Mandi bersih, sisiran, dan lipen. Cus, ngadep laptop lagi. Ini balik lagi ke pikiran yang positif saat selesai mandi dan pake lipen (kalo aku ya.. 😋). Ada yang gak tau lipen? Nih 💋💋

- berdoa. Sebenarnya hari-hari berat saat Aga baru lahir, growth spurt, abangnya lagi aktif-aktifnya, usulan ditolak, revisi seabrek, deadline di depan mata, nah doa inilah yang bikin gak patah semangat. Berdoa semoga Aga hari ini jadi anak baik saat dibawa ke kampus. Berdoa semoga Aga tidur pas mamanya lagi bimbingan. Berdoa Agi jadi anak baik saat dititip ke rumah mertua. Berdoa pembimbing mau menerima hasil revisi. Berdoa supaya anak-anak tidur cepet biar mamanya bisa semalaman bikin tesis lagi.. Setelah usaha yang segitu rupa, aku barengi juga dengan doa yang seabrek-abrek ini. Hari demi hari lewat, kadang doanya terkabul, kadang enggak.. eh gak terasa tesisnya siap dan lulus 😎

Drama #mamasekolah ini mungkin gak akan begitu banyak kalo aku mau ambil jalur lain yang lebih familiar karena didukung dengan support system yang baik juga sebenarnya. Anak-anak dititip ke ortu di kota lain, aku konsentrasi sekolah. Atau Aga gak disusui, ASI diperah aja atau dikasih susu formula aja, jadi bisa ditinggal ke pembantu kalo aku sekolah. Atau Agi disekolahkan aja, gak usah homeschooling. Atau cuti sekolah dulu aja, sampe Aga gede dikit. 

But no way. That would never ever happen in my world. Having kids is not an obstacle to pursue higher education. So don't take them for granted. Dian Sastro aja bisa, masa saya enggaaak. 😙😙😙

So, sekian kayaknya tips penting gak penting #mamasekolah ini. Semogalah ada yang baca dan terinspirasi jadi #mamasekolah juga. 😅😅😅

*nb: dengan segala drama #mamasekolah ini, aku lulus dengan IPK 3.65. Lumayanlah ya. 😉





[kiri: awal mulai penelitian di Januari 2017, kanan: wisuda di November 2017]

Monday, April 3, 2017

Birthday gift from hubby: Soul Mauve Ring Sling

*action pic at Centre Point Mall*

Gendongan ini udah jadi inceran sejak lama, warnanya ngejreng, kainnya grippy, dan pas pula Soul lagi diskon Hari Kemerdekaan India. Kesempatan yang ditunggu-tunggu, yey!

*sleepy dust* 

Kesan pertama: suka ringnya! Ring ini kuat, berbahan alumunium, tidak bercelah, tidak mudah patah, dan pastinya standar internasional. Untuk ringsling, kondisi ring ini yang paling penting loh. Gak pengen kan, anak jatoh dari gendongan gara-gara pake ringsling yang ringnya gak standar?
Kedua, bahannya. Bertekstur, kuat, dan ternyata tidak terlalu tebal. Sekali pakai langsung grip, menahan beban anak, dan gampang juga keluar-masuk ring.

Next wishlist dari Soul adalah soul tai yang wrap conversion, hadiah ultah tahun ini, mungkin, pap? #kodekeras 😂

#soulslings
#soulfamily
Buy Soul at: www.soulslings.com

Friday, September 9, 2016

Review Baby Carrier: Daiesu Bubblegum Woven Baby Wrap

*highlight of the day: skuter baru bang Agi dan dek Aga yang anteng dalam bubblegum*
Malaysia patut bangga. Bukan karena ada artis asal negaranya yang diabadikan jadi salah satu koleksi patung lilin Madame Tussaud (yap, ini Anggun, my idol), tapi karena salah satu gendongan karya anak negeri mereka sudah mendunia. Daiesu. Brand ini juga udah jadi member BCIA loh, itu semacam badan untuk standarisasi gendongan di dunia, safetynya, bahannya, ringnya, dan teknologi pembuatan baby carrier yang dipakai. Istilahnya kalo bikin resto, inilah badan yang ngasih Michelin Starnya setelah diuji oleh para Gordon Ramsay, di sana. *loh, kok laper*

*the beauty*
Sebagai persiapan, aku udah mantengin video tutorialnya berkali-kali beberapa hari sebelum gendongannya datang. Front Wrap Cross Carry atau FWCC, itu gaya wrapping paling basic yang perlu diketahui oleh wrapper. *ahseek, saya bakal jadi wrapper jugak akhirnya*. Tutorialnya bisa diliat di sini. Bingung karena gayanya banyak dan pusing mau pake yang mana? Well, you know what, it doesn't really matter. Boleh liat di sini begitu banyaaaaaaaaaaakk gaya menggendong dengan woven wrap ini. Limitless. Bahkan kalo mau ciptain gaya baru versi sendiri ya monggo. Misalnya GBPWSPD. Gendong Belakang Pilin Wrap Seperti Pita Depan. *oke, failed*

*hanya beberapa dari puluhan gaya menggendong lain di web babywearinginternational*

Sooooo...

Akhirnya mama dan Aga dapat kesempatan nyobain Bubblegum Woven Wrap yang murni katun ini untuk pertama kalinya. Kesan pertama, kainnya beraaat, lebaaar, setrooong, tapi OMG lembutnya. Semacam kain versi "muka Rambo hati Rinto" kali ya. Awal nyobain, uhmmm...keringetan. Ini kain mau diarahin ke kanan apa kiri atau diiket aja atau disimpul dulu baru disilang, atau dipilin-pilin dulu baru disilang? Yo wes karena baru jadi wrapper selama beberapa menit (!!!), akhirnya kita pake FWCC aja. Paling basic, and nailed it!

*we nailed the FWCC!*



*gak berat donk, karena beban terbagi di dua bahu dan punggung*
Wow, langsung berasa enteng loh pake woven wrap. Baru aja Aga dimasukin ke dalam kantongannya, kainnya udah grippy, udah kuat nahan berat Aga. Apalagi pas ditambah dengan simpul kain di bawah bum-nya, tambah okeh. Dibawa jalan-jalan juga gak mulur-mulur, posisinya ya begitu aja, padahal si mama ini udah lasak kesana-sini sambil ngikutin bang Agi main skuter. Asik ya. :)

Here's the summary:
  • Woven wrap ini kainnya harus kuat, lebar, tapi lembut. Ini yang mau 'dibungkus' adalah bayi loh, apa jadinya kalo kainnya kasar kan? Nah, Bubblegum Woven ini bahannya 100% katun, lembut, gak kasar, lebarnya 70 cm, gramasinya 250gr, cocok untuk ngegendong bayi newborn sampai balita (3-18kg). Aku udah coba juga buat gendong bang Agi (4 tahun/15 kg), dan berhasil, yey!
  • Sebelum pakai woven wrap, harus tau dulu size kita berapa. Ini berpengaruh ke safety atau kenyamanan bayi sih, dan ke kenyamanan dan kemudahan buat si wrapper. Aku sedang pakai size 7 dan kepanjangan, bisa dilihat kan dari masih menjulurnya ekor kain setelah diikat? Baiknya liat dulu Size Guide Daiesu di sini sebelum membeli ya.
  • So many ways in wrapping, tapi pastikan keamanan dan kenyamanan bayi saat diwrap ya. Untuk bayi, pastikan selalu visible dan kissable saat digendong.
  • Daiesu ini udah jadi member BCIA, jadi gak usah ragu bin khawatir dengan safetynya. Udah teruji.
  • Saat ini Daiesu hanya punya satu reseller resmi di Indonesia, yaitu Omah Gendongan @omahgendongan. Sebelum beli boleh tanya-tanya dulu ke ownernya, Mbak Astri yang informatif. Bisa diliat produk-produknya di IGnya ya. 
Terakhir, gak usah malu-malu kalo pada pengen tau harganya. Sekitar 250-300an Ringgit Malaysia, belum ongkir dan pajak loh sis, dari Kuala Lumpur. Kalo via Omah Gendongan, harganya sekitar 1jutaan lebih, belum ongkir. Mahal? Ya jelas wong barang bagus iki loh, nduk.

But, is it worth it? Yes, sure. Satu gendongan untuk si kecil, mulai dari bayi sampai balita. Satu lagi kelebihannya woven wrap, semakin sering dipakai, kain akan semakin kuat, jahitan semakin rapat, namun kain malah jadi semakin lembut. 

It grows better with you and your baby..
and your next babies. ^^

*visible and kissable, all the time*
 

Friday, September 2, 2016

Nursing Dress: Jumpsuit

Seperti di postingan sebelumnya yang juga bahas nursing dress alias baju menyusui, satu lagi model nursing dress pilihan aku itu yang model jumpsuit. Memang enak pake yang bahan kaos, jersey, modelnya gamis atau baju dengan belahan menyusui di kanan-kiri, tapi ya kadang boseeen. Alternatif lain ya bisa kemeja, tapi biasanya nih, akan bermasalah di lingkar dada. Aset yang ikut membengkak saat jadi ibu menyusui (ya you know lah what I mean..)

Anywaaay, sejak dulu waktu masa-masa menyusui Aga, pernah punya beberapa jumpsuit untuk jadi baju menyusui, cuma ya ditinggal di Batam semua. Bingung gak gimana caranya jumpsuit bisa jadi nursing dress? Gak takut terpampang nyata tuh asetnya saat menyusui? Hehe, tenang.. Di dalamnya selalu pakai tanktop, atau lebih oke lagi tanktop menyusui. Macam-macam kan brandnya, yang penting bahannya kaos, bukan spandex, biar agak leluasa saat buka-bukaan mau menyusui.

Jalan-jalan ke beberapa olshop anak muda yang lagi hip, eh kok gak nemu jumpsuit panjang yang oke. Kalopun ada model yang keren, eh kok gak cocok di harga, lingkar pinggang, dan lingkar dada. Maklumlah, dibandingkan waktu SMA (baca: belasan tahun lalu) badan ini tidak lagi meliuk sana sini. Malah membesar konstan di dua tempat tersebut di atas. And not getting bigger in Kim Kardashian way.. *grin*

Jalan-jalan mencari jumpsuit pun berlanjut, dan parkir di MatahariMall.com. Pilihannya banyak, dari yang diskon, yang murah, yang ratusan ribu, yang jutaan juga ada. Modelnya sangat sangat banyak pilihan, ada yang trendy banget kayak yang dipake Andien (dan aku naksir yang ini), ada yang lengan panjang, lengan pendek, kancing depan, pakai zipper, yang celana pendek, yang celana panjang, yang model pencil, yang lebar bawahnya juga ada. Bahannya juga bermacam-macam, jeans, kaos, katun, brokat, satin, silk. Loh, loh kok malah kayak jualan di Pajak Petisah gini sih? Ckckck, maap, maap, terlalu semangat. :))

Ini beberapa model baju jumpsuit panjang murah yang busui friendly (ahseek, sedap udah kayak olshop aja), hasil ubek-ubek MatahariMall, and here we go..

Warnanya super cakep kalo yang ini. Tinggal pake tanktop di dalamnya karena kayaknya agak terawang ya. Kalo aku sih, gak bakal pake sepatu tinggi begini, tapi pakai sepatu slip on sporty yang lagi hip juga sekarang.

Kalo yang ini bisa pakai manset menyusui di dalamnya. Saat mau menyusui, tinggal buka kancingnya, lalu buka bukaan menyusui di kanan kiri manset menyusui. Model seperti ini akan membentuk siluet ramping bagi si pemakai.

Ini model baju kodok tapi bahannya katun, bawahnya gak ketat jadi cukup sopan dan longgar bagi yang berjilbab. Ini bisa pakai tanktop menyusui sebagai inner di dalamnya, lalu di luar pakai kardigan atau sweater lagi. Warna putih sebagai inner dan kardigan bikin penampilan jadi sweet banget deh pasti.

Warna hitam memang paling aman, but also a bit boring. Ini lebih baik pakai manset menyusui yang agak longgar di dalamnya, jadi terkesan trendy dan effortless.

Duh, yang ini modelnya cuakeep. Suka banget deh. Tiggal tambah kardigan kalo aku, bisa dipake buat ke pesta kawinan juga atau ke acara formal.

Bahannya semi jeans jadi gak kaku dan gak ketat di badan. Model yang seperti ini aku pernah punya. Bagus di badan, keliatan ramping, tapi susahnya pas mau pipis, bukanya ribet karena harus keluarkan lengan lagi, baru dipelorotin sampe bawah. But, they said beauty is pain, rite? (YEAHH..)
Ini paling aman dan cocok untuk  busui berjilbab. Potongannya juga longgar, warnanya cantik, kancing di depan juga mudah dibuka. Cuma yaa, keribetan datang saat mau pipis, hihihihi..

Ini model-model baju jumpsuit panjang murah yang cocok buat menyusui dan cocok juga buat yang berjilbab. Tinggal pilih sesuai lingkar dada, lingkar pinggang, dan budget. Tapi ini rata-rata di bawah Rp 300.000 kok. Kalo mau model lain, sangat buanyaaak di MatahariMall.

Selamat ubek-ubek ya! Saya juga mau ubek-ubek lagi nih.

*fist bump*

Thursday, September 1, 2016

Liburan Singkat - The Hill Resort Sibolangit

*exhale-inhale..soooo fresh!*





Memang rezeki anak sholeh. Agi dan Aga, maksudnya, bukan mama-papapnya. Dapat telepon dari temen si papap, diajakin nginep di The Hill Resort ini dengan harga super miring hampir tiarap. Ya PASTI MAULAH! Pulang dari Agi karate, langsung bak-buk siap-siapin barang yang mau dibawa -baju mama, baju papap, baju Agi, baju Aga, dan segala printilan lainnya- sampai muat satu koper. Cemilan, udah dibeli, minum udah diisi, so let's go! Jam 8 malam kami berangkat ke Sibolangit, menembus kegelapan malam, dan malam Minggu pula. Tsk tsk, nekat. Akhirnya jam setengah 11 malam sampe ke TKP, Alhamdulillah gak ada kejadian aneh-aneh. Kayak dicegat monyet nyasar, misalnya.. ^^

Waktu nyampe gerbang The Hill, ada security yang nyamperin, nanyain kami udah booking atau belum. Mungkin kalo jawab belum, disuruh balik badan aja, soalnya udah full. Owkaaay. Gitu nyampe lobby, bang Agi (dan papapnya *sigh*), superrr excited liat ikan koi di akuarium yang banyaknya gak sante, buanyaak. Dan muat. Sampe puyeng mikirinnya gimana kalo ikan-ikan ini saling tabrakan, ini mirip kalo lagi macet di lampu merah Polonia, gak bisa gerak. Maju kena, mundur nabrak. Pity you, fishes..

*traffic jam in fish world*

Pas di kamar, amaze ama tempat tidurnya yang tinggi. Aga langsung nyambung boboknya lepas dari gendongan, ke tempat tidur. Eh, si bocah tau aja mana yang nyaman, langsung blass sampe pagi. Memang nyaman banget bed-nya, space kamar juga luas. The boys approved, liat aja pose tidur mereka yang mirip yang menandakan DNA-nya juga sama. Wakakakakk. :D

*bed nya besar, muat berempat loh*


Good morning! It's time to explore the resort! Kesan pertama pas buka pintu, itu udara yang suegerrr, mata kayaknya jadi jelalatan liat yang ijo-ijo (tanaman, bukan duit ya). Di depan kamar ada taman, di samping kamar ada kolam ikan, di arah tenggara koordinat 54 derajat bujur timur ada hutan bambu. Jadi si taman ini ada di tengah-tengah deretan kamar. Asiknya lagi, mobil bisa dibawa masuk sampe ke depan kamar, jadi kalo ada yang mau diambil ke mobil gak perlu jauh-jauh deh. Yumm! Waaww, ikannya besar-besar bangett! And you think you've seen it all, nope, wait. There's more.

*ada yang ikannya lebih gede dari Aga, waks*

*susah payah nahan bang Agi biar gak celupin tangannya*
Surprisingly, di sini ternyata banyak banget spot keren buat foto, dan banyak banget binatang yang biasanya kita jumpa di kebun binatang aja. Ikan koi besar ini, burung hantu, burung makau, flamingo, angsa hitam dan putih, kanguru putih, elang, pelikan, merak, tupai, kura-kura, bahkan mereka punya kuda poni! Cocok banget bawa Agi yang selalu pengen tau hewan-hewan dan tanaman. Sepanjang jalan menuju hutan bambu itu ada sangkar hewan-hewan ini, dan mereka dilepas gitu aja di habitat aslinya. Seru kaan. Aku aja yang udah gede gini ikutan excited liat angsa berenang dengan cantiknya di kolam guede, ada air mancur, dan sungai mini yang airnya cukup deras. Sooo natural. Sooo calming. Sooo fresh.

*bapak dan anak sama-sama excited*


























































































*macau dilepas gitu aja, gak takut ilang yak.*

*depan kamar langsung taman, loh*

*akhirnya Agi tau mana yang namanya burung pelikan*
*hutan bambu yang adem*

Kalo kita gak mau nginep di sini, tapi pengen jalan-jalan di resortnya, cukup bayar Rp 100ribu di depan, parkir mobil di tempat yang udah disediakan, jalan-jalan deh sampe puas. Tapi gak boleh bawa makanan-minuman dari luar loh. Maksudnya gak boleh gelar tiker trus piknik sambil nyanyik pake keyboard dangdutan. Ya gak masalah, ada resto kok di luar, sebelum masuk gerbang The Hill. Makan dulu yang kenyang, yak!

Ohya, bonus nginep di sini ada juga. Dapat free dua tiket ke Hillpark, taman bermain anak-anak gitu. Bang Agi donk, yang paling seneng. Bisa main rumah pohon, bisa main pesawat, bisa mandi bola, boom boom car, dan makan ice cream. 

*di Hillpark. spot yang sama dengan tahun 2009, di depan rumah pohon juga, bedanya sekarang ada dua bocah*

Tips kalo mau nginep di The Hill Resort ini:
- booking jauh-jauh hari, karena weekend selalu full
- bawa baju renang. Walopun dinginnya ampun, tapi tenaaang, ada kolam renang air hangat loh
- pastikan pake baju dan sepatu yang nyaman untuk trekking. Kelilingin taman-hutan-danau di sini tidak akan rugi. Bisa juga sewa golf cart Rp 200ribu untuk kelilingin resort, tapi ah, jalan lebih enak. Beneran deh.
- siapkan kamera, hape, powerbank terisi penuh batrenya. Banyaaak banget spot bagus untuk foto-foto di sini.
- jangan nyampah! Pas ke danau angsanya, banyak sampah dan ada mas cleaning service yang bersihin sampah-sampahnya sambil naik perahu. Kasian kan angsanya kalo harus minum air bekas sampah kita. 
- bawa air minum. Udara yang dingin bikin kita jarang minum, padahal tubuh butuh cairan. 

Pokoknya sangat menyenangkan sekali liburan singkat kami di The Hill ini. Would love to comeback for more experiences, and kiddos sure love it!

*the view...*