Friday, December 30, 2011

Fave Spot

Pinggang masih sakit karena nyapu dari depan ampe belakang. Aih, aku yang selama ini pulang ke kamar udah tau beres, gimana mau tinggal sendiri? (۳º̩̩́_º̩̩̀)۳

Semangat, Ika. Harus bisa mandiri donk. ╭( '̀⌣'́ )งː̖́

Btw, ini ruang tamu. Hari ini udah pasang gorden semua. Dudududu, pas jadiin foto ini sebagai DP ввм, ada yang muji loh. Cantik katanya. Aiih, syeneng! \(´▽`)/

This is my fave spot in the house, so far. Yet to find another spots.

Wednesday, December 28, 2011

Our (Still Messy) House

Hari ini barang-barang yang dibeli dari RK datang. Setelah masuk barang gini, kok rasanya rumah jadi sempit ya?
Hahaha!
Tapi seneng karena lampu hias juga udah datang. Tinggal dipasang aja.
Ntar malam udah rencana ama Eja buat nyusun-nyusun. Kenapa malam? Yeah, blame his crazy schedules! Kerja dari jam 7 pagi sampai jam 9 malam. Щ(˘̶Д˘̶щ)

Can't wait. Can't wait. Dari dulu pengen banget bisa nyusun rumah sendiri. Alhamdulillah, dikasi kesempatan cepet ama Allah, di usia 25 tahun udah punya rumah.

Alhamdulillah yach! *elus jambul*

Tuesday, December 27, 2011

Don't Look Around

Malam ini nungguin Eja praktek. Di ruang tunggu banyak pasien yang hamil, en banyak juga yg bawa anak.

I'm stanger here.
Don't look around, 'coz all I can see are happiest moms and happiest mom to be. I do wish I were one of them.

So, when will be my turn? :(

Monday, December 26, 2011

That's A Compliment, Mom

Just arrived home after checking our new house. Home. Finally can type home sweet home, literally coz this is our own home.

Mom's friend stopped by and said how come we have money to buy a house in fact we've only been working for a year and half? I said, it's all the matter of intention. U have to being stingy to urself if u want something big, like buying a house.

Since the day we're married, we don't spend too much money on something unimportant like gadgets we don't really need, bags, shoes, expensive clothes. I even use my 8250 Curve BB from Eja for my b'day gift till now, while a friend bought a BB Torch from her first salary. Me not.

We spent little, and earn more.

"Berhemat harus dimulai dari awal-awal nikah, kalo baru berhemat sejak mau punya rumah, gak bakal cukup."

U'll Neva Understand How God Works

Tuhan memberikan anak pada orang yang tidak menginginkannya. Dan aku bertanya kenapa.

Tuhan memberikan anak pada orang yang membuangnya. Dan aku bertanya kenapa.

Tuhan memberikan anak pada orang yang tidak bersyukur karena tidak perlu susah payah berusaha. Dan aku bertanya kenapa.

Tapi Tuhan belum memberikan anak pada aku, yang sangat menginginkannya, tidak akan membuangnya, dan sedang susah payah berusaha untuk punya.

Dan aku juga bertanya kenapa.

-Senin, 26 Desember 2011, setelah mendapat telepon dari seorang teman-

Saturday, December 24, 2011

Untuk Calon Anak Kami di Masa Depan

Batam, 24 Desember 2011. 10:15pm.

Hi, ini surat ke dua untuk kamu. Surat pertama hampir sekitar 1 tahun lalu.
Kalo kamu udah ada, pasti umur kamu udah setahunan lebih. Tapi mau bilang apa, kamu datang atau enggak, itu di luar kuasa kami. Ah.

Dear kamu, calon anak kami..
2 bulan lalu aku udah dioperasi, biar gampang hamil. Bulan lalu aku datang haid, yang artinya udah normal kembali. Bulan ini aku sangat cemas, sangat berharap mukjizat ada, aku bisa hamil. Tapi, ternyata aku salah. Aku harus kecewa. Aku harus ngerasain asinnya air mata, karena haidku datang hari ini.

Dear kamu, calon anak kami..
Orang bilang, aku harus sabar. Setiap bulan aku sabar nunggu dengan sangat cemas, jangan sampai aku haid lagi. Kalo aku haid, berarti kedatangan kamu ditunda terus. Tapi setiap bulan juga aku telan lagi pil pahit kecewa, karena bukan tanda garis dua di testpack yang ada, tapi malah bercak darah tanda aku gagal lagi bulan itu.

Dear kamu, calon anak kami..
Seandainya aku tau, kenapa kedatangan kamu terus tertunda. Seandainya aku bisa jawab pertanyaan mereka, kenapa aku belum hamil juga. Seandainya aku bisa terbiasa dengan kondisi ini, yang lagi-lagi kecewa. Seandainya aku bisa tertawa maklum setiap kali gagal. Seandainya rasa optimis aku semakin hari semakin tinggi, bukan terkikis sedikit demi sedikit kayak sekarang.

Dear kamu, calon anak kami..
Aku memang orang yang sangat cengeng. Kemarin waktu mesin ATM rusak dan uangku gak keluar, aku nangis dulu baru mikir. Jadi gak usah kamu bingung kenapa aku nangis, karena cuma ini yang aku bisa. Mau mengumpat, mau mengumpat siapa? Mau menyalahkan orang lain, siapa lagi tertuduhnya di sini kalau bukan aku? Mau coba pura-pura gak tau, pura-pura gak peduli, malah dada rasanya sakit. Aku sangat beruntung karena calon papa kamu orangnya sabar, baik, dan selalu semangatin aku.

Dear kamu, calon anak kami..
Kata orang, kalo nunggunya lama, ntar pas dapet pasti yang terbaik. Aku cuma bisa bilang amiin, dan semoga umur, tenaga, harta, dan semangat masih ada pas kamu datang.

Semoga ya.
Sama-sama doa.

With My Sissy

Ini @opehime, adek paling kecil. Kemaren barusan jadi juara 1 lomba modelling di sekolahnya.

Makanya jangan heran kalo gaya berdirinya aja kayak gitu. Hahhaha.

Hari IBu Untuk Yang Belum Jadi IBu

Tanggal 22 Desember kemaren aku dapat beberapa sms, beberapa broadcast messages bilang "SELAMAT HARI IBU".
Seperti dua sisi mata uang, muka jelek ama muka cantik, reaksi aku dikirimin gini juga ada dua, Seneng en Sedih.
*Seneng karena aku anggap aja doa, biar bisa secepatnya jadi ibu.
*Sedih karena mereka salah alamat, nganggap aku udah jadi ibu.

Tapi,, gak semua wanita itu ditakdirkan jadi ibu kan?
Wanita yang memilih untuk single selamanya..
Wanita yang tidak bisa jatuh cinta dengan laki-laki..
Wanita yang tidak punya rahim..
Wanita yang menderita penyakit sampai hamil dan melahirkan berarti kematian buat dia..
Wanita yang entah kenapa tidak bisa punya anak..

Apakah para wanita ini jadi "warga kelas dua" karena tidak bisa punya anak, dan tidak bisa jadi ibu?

Betapa kejamnya kalo iya.

Ah, apapun itu, aku anggap aja semua yang ngucapain selamat hari Ibu, yaitu 2 orang mahasiswa Akbid, Ibu Nensi kepala sekolah TK, en 2 orang teman, mereka pada doain aku supaya segera, cepat, en semoga bisa jadi ibu.

Amiinn..

I'm Not Afraid Of Red

Wednesday, December 21, 2011

Postingan Lama dan Ternyata Masih Mengena

Ini sebenarnya postingan lama sih, bulan Mei 2008. Eja dapat dari satu artikel, he gave me, and want me to read it. Ahahahaha. 2 years later we're married. Ah, and reading this again, many things still relevant.

Read it, and u'll know why.

"Those who are still single may learn something from here. Those who are already married may take it as a guideline to improve your marriage.

DID I MARRY THE RIGHT PERSON?

During one of our seminars, a woman asked a common question.

She said, "How do I know if I married the right person?"

I noticed that there was a large man sitting next to her so I said, "It depends. Is that your husband?" In all seriousness, she answered "How do you know?"

Let me answer this question because the chances are good that it's weighing on your mind. Here's the answer. EVERY relationship has a cycle.

In the beginning, you fell in love with your spouse. You anticipated their call, wanted their touch, and liked their idiosyncrasies. Falling in love with your spouse wasn't hard. In fact, it was a completely natural and spontaneous experience. You didn't have to DO anything. That's why it's called "falling" in love.

Because it's happening TO YOU.

People in love sometimes say, "I was swept of my feet." Think about the imagery of that expression. It implies that you were just standing there; doing nothing, and then something came along and happened TO YOU.

Falling in love is easy. It's a passive and spontaneous experience. But after a few years of marriage, the euphoria of love fades. It's the natural cycle of EVERY relationship. Slowly but surely, phone calls become a bother (if they come at all), touch is not always welcome (when it happens), and your spouse's idiosyncrasies, instead of being cute, drive you nuts. The symptoms of this stage vary with every relationship, but if you think about your marriage, you will notice a dramatic difference between the initial stage when you were in love and a much duller or even angry subsequent stage.

At this point, you and/or your spouse might start asking, "Did I marry the right person?"

And as you and your spouse reflect on the euphoria of the love you once had, you may begin to desire that experience with someone else. This is when marriages breakdown. People blame their spouse for their unhappiness and look outside their marriage for fulfilment.

Extramarital fulfilment comes in all shapes and sizes. Infidelity is the most obvious. But sometimes people turn to work, a hobby, a friendship, excessive TV, or abusive substances.

But the answer to this dilemma does NOT lie outside your marriage. It lies within it. I'm not saying that you couldn't fall in love with someone else. You could.

And TEMPORARILY you'd feel better. But you'd be in the same situation a few years later. Because (listen carefully to this):

THE KEY TO SUCCEEDING IN MARRIAGE IS NOT FINDING THE RIGHT PERSON; IT'S LEARNING TO LOVE THE PERSON YOU FOUND.

SUSTAINING love is not a passive or spontaneous experience. It'll NEVER just happen to you. You can't "find" LASTING love. You have to "make" it day in and day out. That's why we have the expression "the labour of love."

Forgive your spouse who had make a huge mistake before, because loving your spouse is easy but to forgive them is hard, that is why you need to have the courage to forgive because it takes time, effort, and energy. And most importantly, it takes WISDOM. You have to know WHAT TO DO to make your marriage work.

Make no mistake about it. Love is NOT a mystery. There are specific things you can do (with or without your spouse) to succeed with your marriage.

Just as there are physical laws of the universe (such as gravity), there are also laws for relationships. Just as the right diet and exercise program makes you physically stronger, certain habits in your relationship WILL make your marriage stronger. It's a direct cause and effect. If you know and apply the laws, the results are predictable.. . you can "make" love."

AH, this article is so right. We have to work out for everything, including marriage.

You’re My Lucky Charm?

Tiga hari ini Eja kan tugas ke Tanjung Pinang. Kemudian muncullah berbagai macam kejadian yang aarrrrghh!! Unlucky!

Hari 1 à Ambil duit ke ATM Mandiri. Sudah tekan 'yes' untuk transaksi, dan suddenly out of nowhere mesin ATM bergerung heboh, duit gak keluar. Nunggu agak lama, harap-harap cemas akhirnya kartu ATM keluar, dan gue kira transaksi gagal. Tapi holy shit, transaksi udah berhasil, uang gue udah terpotong. SMS Banking masuk. ARRRGH!!! *nangis histeris*

Sambil nangis-nangis nelpon Eja, en Eja bilang "duh..baru ditinggal sehari aja kok udah gini..". HIKS.

Hari 2 à Ke Bank Mandiri bikin keluhan tentang ambil duit kemaren. Agak lama nunggunya. Dan keluar dari Bank Mandiri Bandara, kehujanan.. *dem!*

Ikut Acara Pertemuan Puskesmas se-Kota Batam, begitu sampai, belum juga parkir mobil, langsung ada beberapa pegawai puskesmas keluar yang bilang kalo jilbab en sepatu harus hitam. DEM! Langsung nyetir kayak kuda dipecut demi pinjem jilbab hitam.

Hari 3 à Masuk poliklinik umum, tangan ketabrak ama pintu. And...the diamond on my ring has gone! Jantung rasanya hampir berhenti. Panik banget nyariin berliannya yang cuma sebesar batu kecil. AAAKK! My wedding ring..

HIKS. Untuuunng..ada temen yang bantuin cari, en KETEMU!! Langsung aku simpan dalam plastik, dihekter ketat-ketat, simpan dalam dompet. Berarti ini harus ke Medan lagi buat masang berliannya ke slotnya balik.

SEE!?

Selama 3 hari Eja gak ada, ini kesialan beruntun banget. Hari ini dia pulang dari Tanjung Pinang, seneng banget!

Can't wait to see you, Eja, my lucky charm..

*kiss kiss*

Tuesday, December 20, 2011

Target 2012

Sebentar lagi, atau tepatnya 10 hari lagi, udah tahun 2012 aja.

Aku cuma punya target 1, tahun ini : ~ punya anak ~ Dan itu udah gak tercapai.. (dalam hati masih pingiiiiiin banget ada keajaiban di 10 hari ini kalo aku hamil..) *amiin*
Tapi sebagai gantinya, gak direncana-rencanain, kami bisa beli rumah. *yayy*

So, target 2011 ~ punya rumah ☑

En target 2012 ~ punya anak.

Saturday, December 17, 2011

:(((

They said Happiness is a state of mind.
And am I supposed to feel sorry for making my happiness is a state of having kids.
:(

Friday, December 16, 2011

Harta Gono Gini Pertama

Okay, officially sekarang rumah kami udah ada. Dan aku malah ketakutan karena masih mikirin gimana ngisinya tuh rumah. Dimana ntar kursi, dimana ntar tivi, dimana ntar sofa, apa bednya cukup, perlu beli karpet atau enggak, dapur ntar gimana. Arrrgh!!
*take a deep breath*

Tadi udah ke tempat wallpaper, udah beli en siap dipasang hari Senin. Tapi kata Eja terlalu cepat masangnya Senin. Eja mau siap teralis dulu baru dipasang wallpapernya. Duh, kami jadi sering berantem gara-gara soal sepele gini loh. Sama-sama pengen perfect. Kalo Eja dia tuh lama banget perhitungannya, ini dulu, itu dulu, itu ntar, arrgh ribet. Kalo aku, main hajar en ayok ajaaa..langsung pasang!! Malas mikir yang ribet-ribet.

Btw, ini harta gono gini kami yang pertama loh. *ngikik* Di surat perjanjian kredit juga disebutin kalo rumah ini adalah harta gono gini, dan kalau suatu saat mau dijual, harus dengan persetujuan kedua belah pihak. Ahahhahaha. Akhirnya punya juga kami benda yang bisa dibanggakan, karena beli pake uang hasil kerja sendiri, keringat sendiri, tabungan hemat-hemat, sama sekali gak minta ama ortu. Ah, BANGGA!

Tapi..sedikit ada rasa iri, ya muna' aja kalo aku gak iri..ama mereka yang gitu tamat dokter, kawin (dibayarin ortu), trus beranak pinak (dibayarin ortu juga), sekarang ambil spesialis yang juga dibayarin ortu. MEH! Malu banget yang kayak gitu. Udah berani kawin, berani juga donk, menghidupin keluarga. Jangan bisanya cuma sumbang sperma, bikin anak, trus biar mulut tu anak bisa ngunyah lu minta duit ama ortu, lagi. Malu, kawan.
Sperma sperma elu, anak anak elu, tapi yang biayain ortu lu.

Mungkin ada yang komentar , "ah, itu orang tuanya aja yang kelebihan duit en baik banget mau biayain". HMMPPH!

Gini deh, kalo lu 'terlihat' dan dinilai mampu membiayain rumah tangga lu sendiri, pasti lain ceritanya. Pasti ortu juga gak bakalan biayain, en lu pasti tolak donk, in the name of pride lu sebagai kepala rumah tangga. Tapi kalo lu sekolah juga masih ngemis ortu, jajan anak juga masih mangap di depan ortu, en rumah mobil lu juga lu minta ama ortu, dimana pride lu sebagai kepala rumah tangga?

Jangan salah. Banyak yg kayak gini. Entah beruntung, entah gak tau diuntung.

Yang pasti, aku bersyukur banget Eja sehat-sehat, aku sehat-sehat, jadi bisa kerja siang-malam, cari duit buat bangun keluarga kami. Beli rumah, beli isinya. Semua berantem, semua ngambek ini kalo diingat lagi pasti lucu, karena inilah perjuangan kami, selama menikah, untuk membangun keluarga.

Mungkin ada hikmahnya aku belum hamil dulu, biar bisa nabung beli rumah. Jadi nanti kalo udah punya anak, kami gak perlu malu karena gak punya uang. Kami gak perlu ngemis numpang tinggal makan gratis. Kami bisa berdiri di kaki kami sendiri.

Semoga, tahun depan, resolusi 2012 (yg juga resolusi tahun 2011, tapi gak tercapai) untuk punya anak, untuk jadi istri en ibu yang baik, bisa tercapai. Amiiin..ya rabbalalamiin..

Wednesday, December 14, 2011

Menganalisa si Bapak Notaris

*lega*
Udah siap akad kredit. Ternyata gitu toh, yg namanya akad kredit. Kebayangnya pake salaman gitu, trus saling mengucap janji akan melunasi, ternyata enggak.
Jadi, jam 14.30 kami sampai di kantor notaris. Gitu sampai kami masuk ke ruangan si pak notaris, tapi si bapak belum muncul. Yang muncul stafnya, minta kami nunggu.

Sambil nunggu, kami saling membuat analisa (sangking kurang kerjaannya kaaan..) tentang si bapak notaris dengan ngamatin isi ruangannya.

» Pertama, si bapak ini pasti bukan orang yang terorganisir, bukan orang yang rapi, maksudnya. Buku di lemari buku berserakan, gak rapi sesuai abjad. Bahkan ada beberapa buku yang diletakkan sembarangan melintang gitu aja.

» Kedua, dia suka laut. Hiasan di lemari buku paling atas adalah kapal, dikelilingin ama keong-keong cantik yang udah full polish. Di dekat meja kerja juga ada patung kuda laut kecil yang dipigura mewah.

» Ketiga, si bapak ini suka travelling ke luar negeri. Menikmati hidup laaah.. Foto² banyak di luar negeri, di Belanda, Eropa, Cina, en ada di Universal Studio. Samalah ama gue, beda tipis aja. Si bapak di Universal Studio Hollywood, gue di Universal Studio Singapore.. *okay, boleh ngeluarkan suara dengusan sekarang*

» Keempat, si bapak en istrinya pasti lama merit baru punya anak. Gampang sih taunya. Dari foto pernikahan mereka yg adat Minang, tu foto udah jaduuuul abis. Mungkin pas zaman kuda masih doyan cendol tu foto dibuat. Sedangkan di pigura satu lagi, ada foto bayi kembar mereka yg lahir tahun 2003. Wah, liat dari jadulnya foto wedding (yg sama jadulnya ama foto wedding papa en mama gue), maka ni bapak pasti udah beruban en kakek².

Okay, tiba2 masuklah si bapak notaris kita tadi, dan *gasp* he's old! Seumuran papa, tapi rambut bagian depannya udah pada putih semua. Ck, kasian.
En *hmmph* bau ketek! Ah, bikin ilfil nih, masa notaris tajir melipir, kantornya guede, kliennya banyak, gak bisa beli parfum mahal?!

Akhirnya tu bapak menandatanganin surat-surat kami, en sambil gitu terlihatlah cincin berlian bling-bling gede di jari manis kanannya. Gede banget tu berlian! Bisa buat beli pabrik parfum, kaliii.. *hmpph*

So, kesimpulan akhirnya, notaris paling tajir pun can't buy style. That bling-bling diamond ring is overrated for a man, that Cartier glasses is too glossy for a man, and *hmmph* he definitely has to hire a fashion stylist, or simply someone to spray him with lotsa expensive parfume.

*dibuat sambil mengernyitkan hidung karena masih terngiang bau keti si bapak*
*HMMPH*

Tuesday, December 13, 2011

Next : Rumah Sendiri

Ah, leganya setelah proses yg lebih dari sebulanan besok bisa resmi KPR, resmi udah boleh pegang kunci rumah brand new kami, en hiks, resmi mesti 'berhutang'. Akhirnya kami punya rumah sendiri. Ah, relieved.

Bukannya aku gak suka tinggal di rumah mama (yg besar kamarnya beda dikit aja ama besar rumah. :D ), tapi ini lebih ke tanggung jawab setelah menikah. Setahun lebih kami 'numpang' ama mama, yah kapan mandirinya. Standar kemandirian, selain pekerjaan tetap, mobil, ya rumah. Pekerjaan Alhamdulillah udah settle, mobil Alhamdulillah udah ada pemberian papa mertua, en this is it, our house. We have to own a house.

Gak nyangka juga bisa ngumpulin uang muka agak banyak, biar cicilan per bulan bisa murah. Ah, ternyata yang bilang punya rumah itu beraaat, belum tau efeknya berhemat. Makan di luar, udah jaraaaang bgt. Nonton, gak sesering dulu. En ini, beli sepatu, aku tahan2in 2 bulan ini gak beli apapun dari online. Semua tabungan full untuk bayar uang muka rumah. En we did it! *salaman*

Semoga, semoga, semoga, setelah rumah ada, baby yg ditunggu² akhirnya akan muncul. For now, we're so excited to fill the house with things we love.

Things that so us.
:)

Monday, December 12, 2011

Sunday with UP

Me and sistah @opehime, wearing Pandora Sailor and Tree Brown.
Haha, she slipped her feet few times. But overall, everything was nice!
Lovely.

Monday, December 5, 2011

Last Week, with Pandora Sailor

Love Pandora Sailor. It's light, perfectly fit, and cute red ribbon completes.

(Shoes : Pandora Sailor by @iwearUP, Jeans : already had it since college, Dress : bought at Pasar Petisah Medan 4 years ago.)

;))))

Saturday, December 3, 2011

One Year One Step

Year 2010. I'm gettin' married.
Year 2011. We're moving to our own house.
Year 2012. I wish we're gonna have kids.

AMIIIIIIIINNN!!

Thursday, December 1, 2011

Diskriminasi Terhadap ODHA is So Last Decade!

Hari ini tanggal 1 Desember 2011. Publik taunya hari ini adalah Hari AIDS Sedunia atau World AIDS Day. Seperti biasa, di twitter akan banyak yang menyampaikan pesan-pesan supaya jangan mendiskriminasikan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), yah walopun pesan ini harus kita ingat setiap hari, tapi pada hari ini sepertinya semua orang punya ingatan cemerlang dan hati yang putih bersih untuk tidak mendiskriminasi.

Jadi ingat, suatu hari aku jadi MC di acara kampus, tentang seminar HIV/AIDS, temanya seputar Stop Diskriminasi Terhadap ODHA. Hari itu tepat 1 Desember. Pembicara ada 3 orang, 1 dokter umum, 2 lagi dari komunitas HIV/AIDS di Medan. Salah satu pembicara, mbak Bebi namanya, menyampaikan materi dengan sangat baik. Badannya kekar bagus, sinar matanya cemerlang, rambutnya panjang, dan intonasi bahasanya baik. Setelah sampai di materi diskriminasi terhadap ODHA, dia bilang "saya ini HIV+" dan satu ruangan langsung sunyi senyap. Pause lama, sampai akhirnya ada salah satu peserta yang bertepuk tangan karena salut terhadap keberanian mbak Bebi buat 'coming out'. Kata mbak Bebi, "saya lebih takut kalian menulari saya kuman. Saya harus punya gunting kuku saya sendiri, saya harus punya tempat makan saya sendiri, karena saya rentan terhadap penularan kuman dari orang lain".

See, mereka lebih takut tertular penyakit dari kita loh, karena sistem imun mereka lemah. Tapi kok ya, yang banyak kejadian malah orang-orang sehat (tidak/belum tau mengidap HIV/tidak) malah menjauhi takut tertular. Kebalik, jek.

Kita bisa dengan gampang menularkan flu dari bersin ke mereka. Flu di kita yang hanya 2-3 hari, di mereka bisa berminggu-minggu. Tau kan, kalo HIV itu gak nular melalui bersin, ciuman, berenang, dan berbagai aktivitas normal lainnya? Belum tau? Lah, katanya manusia modern.. Masa gak tau?

Diskriminasi terhadap ODHA ini yang membuat penderita HIV+ jadi putus harapan. Gak sedikit yang bunuh diri. Hayo, pasti ada yang mikir "mampus lah, rasain akibat perbuatan mereka sendiri". That's super cruel, 'coz I have a story about Aprilia here, seorang anak usia 2 tahun, penderita marasmus, dengan HIV+. Dia meninggal minggu lalu. Apakah salah dia sampai kena' HIV? Think again, dude.

Kalo kamu di satu ruangan dengan 1 orang mabuk dan 1 penderita HIV+. kamu harus pilih duduk di salah satu kursi mereka.. Sebagian dari kamu bakal milih duduk di dekat si pemabuk. Tapi aku, bakal milih duduk dekat penderita HIV+. Jauh lebih tidak berbahaya. Your call, to stop any discrimination.