Tuesday, November 26, 2013

Aksi Solidaritas Dokter Indonesia : Sehari Tanpa Dokter


Judulnya aja udah provokatif gini dan yakin deh bikin kebat kebit. Sehari tanpa dokter? Apa masyarakat bisa tahan? Sejam aku tinggalin poli di puskesmas aja pasien udah mulai ngeluh nyariin mana dokternya. Nah, ini seharian? What would happen?

Cerita dulu, jadi aksi ini adalah respon dari kasus dr. Ayu, SpOG dkk di Menado yang dipenjara karena pasiennya meninggal. Kasus ini dari tahun 2010 dan dr. Ayu beserta 2 orang dokter lain sudah dinyatakan bebas murni setelah keluar hasil autopsi yang menyatakan pasien meninggal bukan karena kesalahan prosedur operasi dan keterlambatan penanganan, melainkan karena emboli, yang emang gak bisa diprediksi dan mematikan.

Smell fishy, rite? 

Ngapain juga kasus yang udah clear 3 tahun lalu ini diungkit lagi sampe tingkat MA dan ah elaah, putusan MA malah ketiga dokter ini dipenjara. Glek! So fishy! Aneh!

Di sinilah aksi ini dimulai. Dokter emang disumpah untuk menganggap dokter lain adalah saudara kandung yang harus disupport dan tidak boleh saling menjatuhkan. Makanya IDI pusat berkoordinasi dengan pihak terkait, Kementrian Kesehatan, Komisi IV DPR RI  membahas masalah ini. 

Sejak itu jadi banyak pro dan kontra. Ada yang bilang dokter beginilah, begitulah, tidak kompetenlah, tidak terpakailah, dan banyak yang nyukurin. ASedih ya. Dokter dituntut untuk selalu tau, selalu ceria, selalu senyum, harus bisa meredam emosi pasien, harus menjelaskan proses administrasi juga, harus berjiwa sosial tinggi dan mau menggratiskan pasiennya yang miskin, tidak boleh dapat fee terlalu mahal, dan kalau pasien sampai meninggal, dokter harus bersedia disalahkan dan masuk penjara! 

Gilaaa..

Ini dokter apa dewa?

Memang, kejadian ini jadi bikin introspeksi juga. Mungkin selama ini dokter terlihat arogan, kurang bisa komunikasi dengan pasien. Mungkin karena dokter merupakan perpanjangan tangan Tuhan untuk kesembuhan pasien, jadi terkesan sombong. Mari kita, sebagai dokter pelan-pelan perbaiki diri juga. Latih komunikasi yang baik dengan pasien. Pengalaman aku sebagai dokter puskesmas, pasien yang puas dengan penjelasan kita, lebih besar tingkat kesembuhannya loh. 

Dan gak ada yang lebih buat kita bahagia sebagai dokter selain liat pasien sembuh. It's a priceless feeling and i'm blessed having that.

Untuk aksi besok, puskesmas tetap buka seperti biasa. Sesuai edaran IDI, emergency tetap buka dan pasien miskin tetap dilayani. Tapi aku bakal pake baju jas dokter, biar kerasanya ikut aksi juga. Besok bakal minta Eja buat live report dari spot aksi yaitu di RS Kasih Sayang Ibu.

Buat mereka yang menghina dokter tanpa ampun (banyak kok di media sosial, di kompasiana, nyeri juga bacanya), awas loh ada karma. Dan yah, semoga kalian SEHAT terus ya, jadi gak perlu ke dokter. Gak perlu jumpa profesi yang kalian benci ini.

Bangkit guys. Fight back. Stand for our right. Yang gak adil, harus diluruskan. 

No comments: