Wednesday, March 14, 2012

Tabulin VS Jampersal


Buat pasangan baru menikah/merencanakan punya anak/sedang hamil, postingan kali ini adalah tentang Tabungan Bersalin (Tabulin) vs Jaminan Persalinan (Jampersal).

Sesuai dengan namanya, Tabulin memang dipersiapkan untuk biaya persalinan. Mau bersalin normal ataupun operasi. Kenapa penting? Karena ini adalah bentuk tanggung jawab kita sebagai orang tua, yang dititipkan amanah berupa anak, untuk bertanggungjawab mulai dari janin hingga si anak dewasa.

Cerita sedikit dulu. Waktu menikah tahun 2010, harapan kami langsung punya anak. So, dari awal nikah, kami langsung menabung untuk persiapan punya anak. Apa mau dikata, sampai 1 tahun kemudian, rezeki anak gak dikasih-kasih. Uang tabungan yang udah terkumpul, kami alokasikan untuk yang lain, menyicil rumah. Sampai akhir 2011, tabungan tadi kami pakai 80%nya untuk membayar uang muka rumah, biar cicilan per bulan tidak terlalu berat. Setidaknya, walaupun belum punya anak, tapi kami sudah punya rumah. Toh ini bentuk tanggung jawab juga sebagai calon orang tua, menyiapkan rumah untuk tempat tinggal.

Alhamdulillah, Februari 2012 aku hamil, dan kami langsung mulai nabung lagi. Di sini kami mulai untuk Tabungan Bersalin.

Sebelum masuk ke Tabulin, kita cerita dulu tentang Jampersal. Jampersal atau Jaminan Persalinan adalah bantuan pemerintah terhadap ibu hamil, bersalin, dan nifas, untuk dapat diperiksa kehamilannya, ditolong bersalinnya, dan semuanya gratis. Untuk pemeriksaan kehamilan, ditanggung 4x. Untuk pertolongan persalinan ditanggung 1x. Dan untuk pelayanan nifas (neonatus dan pemasangan KB) ditanggung 4x. Nah, secara kasat mata aja kita tau kalo Jampersal ini bikin orang bebas hamil tanpa perlu mikir lagi biayanya dari mana. Tujuannya baik, untuk menurunkan angka kematian Ibu dan bayi. Membantu? Iya. Mendidik? Tidak. Efek jangka panjang? Ledakan penduduk, keterbatasan pangan. Masalah baru lagi.

Jampersal menanggung hanya persalinan normal. Kalau untuk operasi, tergantung apakah rumah sakit tersebut punya MoU dengan Dinas Kesehatan di kota tersebut untuk menanggung operasi Jampersal. Biasanya, enggak banyak RS yang mau, karena tarif yang dibayarkan pemerintah jauh lebih rendah daripada tarif standar RS. Ini masalah lebih kompleks, karena RS toh harus membayar pegawainya kan.. Dilematis lagi.

Nah, sejak ada Jampersal, masyarakat makin malas kan buat mulai Tabulin? Okelah ada Jampersal, tapi apa itu bikin kita jadi bisa lepas tangan? Ini anak siapa? Anak pemerintah? Emang pemerintah yang maksa kita buat punya anak? Kan enggak. Bertanggungjawablah. Ini titipan Tuhan loh. Dosa hukumnya kalo kita sia-siakan.

Masuk ke Tabulin. Pertanyaan awal pasti berapa besarannya per bulan? Nah, ini kembali lagi ke kemampuan kita masing-masing. Tidak penting berapa jumlahnya, yang penting konsisten menabung dengan jumlah tetap/lebih per bulan, sampai 9 bulan. Alasan utama mereka yang tidak mempersiapkan Tabulin adalah karena penghasilan sehari-hari saja tidak banyak, hanya cukup makan. Tapi masa 50rb/bulan gak bisa? Dan anak yang lagi dikandung kan, bukan langsung brojol besoknya? Ada 9 bulan/36minggu/270hari untuk mencari penghasilan tambahan. Yang penting, MAU MEMULAI.

Ada beberapa pasangan yang menitipkan Tabulin ke ibu bidan di sekitar rumahnya, jadi nanti kalo dia mau melahirkan di tempat ibu bidan itu, gak terlalu banyak menambah biaya karena sudah ada yang ditabung. Ini bisa, tapi pastikan bidannya terpercaya.

Sebagai gambaran, biaya persalinan normal 500-800rb, kalau SC/operasi bisa 5juta-20juta tergantung RS mana. Sebaiknya, segitu yang harus kita siapkan. Atau setidaknya untuk persalinan normal harus sudah mampu kita sediakan. Kalau dicicil tiap bulan, pasti tidak berat. Kalau kita merasa penghasilan kita kurang, segera cari penghasilan tambahan. Bagi calon bapak, sebagai kepala keluarga, ini PR loh. Jangan hanya bisa menyumbang sperma saja, tapi tidak bisa mempertanggungjawabkan bagaimana anak ini akan lahir. Carilah penghasilan tambahan. Tambahlah jam kerja. Seperti suami aku, sejak aku hamil, bekerja 2xlipat. Mengajar, praktek, di IGD, ketemu aku juga cuma sebentar-sebentar. Sedih, agak. Tapi aku seneng karena dia bertanggungjawab terhadap keluarga. Tujuannya kan baik.

Mari mulai Tabulin. Dari awal nikah kalo bisa. Tanggung jawab kita loh, sebagai calon orang tua. Jangan menyandarkan sepasrah-pasrahnya dengan bantuan pemerintah. Mereka tidak selalu ada. Itu kenyataan pahit di negeri ini yang harus kita telan, kita terima. Berdirilah di kaki kita sendiri. Selama pikiran dan tubuh masih fit, pasti bisa bekerja. Malu, kalau anak yang dititipkan ke kita sebagai amanah, pada saat mau lahir, kita ngemis-ngemis minta bantuan pemerintah/orang lain. Ada 9 bulan waktu untuk menabung, itu lama loh. Usaha, usaha, usaha, doa, doa, doa. Allah pasti bersama orang yang mau berusaha.

Selamat mencoba Tabulin ya. Kita bukan generasi pasrah, kita generasi yang bisa berdiri di kaki sendiri.

Good luck! :))

No comments: