Wednesday, October 12, 2011

Perjuangan Punya Rumah

Dulu, rencana punya rumah masih jauh dari pikiran kami. Kata papa, setelah mapan, baru boleh pindah dari rumah papa mama. Mapan kalo menurut aku, ada anak, cukup kerja, gaji banyak. Setahun, setahun setengah, anak yang ditunggu-tunggu gak ada juga. So, agaknya kami gak bisa lagi jadikan punya anak sebagai patokan kemapanan. Saat itulah kami berencana beli rumah.

Properti di Batam itu muahaaal! Kalo kita mau di daerah agak pinggir, mungkin bisa yang lebih terjangkau, tapi rawan banjir. So, dibela-belain beli rumah nantinya di kawasan agak baik dan yang pasti bebas banjir.

Sampai akhirnya aku liat iklan di koran tentang penjualan rumah di salah satu perumahan. Ajak mama, papa, en Eja buat survey ke sana, ternyata rumah yang dimaksud terlalu kecil dan adanya di jalan buntu. So, gak jadi. Kami pun muter-muterin perumahan itu, dan tiba-tiba kepentok ama cluster di bagian depan. Eh, masih ada yang baru dibangun ternyata. Oleh pak satpam di situ kami dikasih nomor kontak marketingnya.

2hari kemudian aku ama mama ke sana. Sekali liat tempatnya, langsung suka. Udah oke banget. Akhirnya bayar tanda jadi.

Sekarang rumahnya masih dibangun. Uang muka masih dicicil dan sisanya bakal pake KPR. Setiap 1minggu sekali pasti aku en Eja ke sana, sekadar melihat rumah itu, calon rumah kami. Kecil dibanding rumah mama, tapi yang penting muat untuk kami tinggali.

Aduh, ada perasaan hangat tiap kali membayangkan nantinya kami akan hidup berdua, gak di rumah mama lagi. Mungkin aku akan sangat repot, tapi setidaknya bisa mengatur rumah tangga sendiri.

Semoga setelah ini, setelah rumah kami tempati Januari nanti, anak yang ditunggu-tunggu bakal datang. Karena kami makin siap sekarang.

Amiin.

No comments: