#Disclaimer : cerita berikut mengandung 40% fiksi, 60% fakta. Yang mana fiksi dan yang makna fakta, biarlah menjadi misteri.
Asik, dikasih nonton video di rumah temen ama mama. Semoga power rangers kali ini, kan dia punya laser disk di rumahnya. Asik, asik, hore, hore.
*sampai di rumah teman, film diputar* LOH? Kok yang main orang cina? bukan power rangers ya? Ha? Kok perempuannya buka baju? Ha? Kok tangan si kakak itu masuk ke dalam celana pacarnya? IH! kok ada ciumannyaa? Pulang ah, takut mama marah.
-Ika, masih usia 9 tahun-
*pas jam keluar main* *cerita ke teman lain* Eh, kemaren aku nonton video yang ada ciumannya loh. Ternyata ciuman itu artinya tukaran ludah. Jorok ya. Kok mau ya mereka tukaran ludah gitu?
-Ika, usia 16 tahun-
Pulang sekolah ini, udah janjian ama teman-teman sekelas mau nonton Ada Apa Dengan Cinta. Pas liat artikel tentang film AADC ini di majalah Gadis kemaren, yang main ganteng banget. Semoga bagus ya. Karena masih trauma ama film Jelangkung yang serem kali itu.
*pas nonton* Sedihnyaaaa, Rangga udah di bandara, en Cinta ngejar-ngejar gini. Semoga ketemu. Semoga ketemu.
Hore! mereka ketemu juga. *terharu*
*2 menit kemudian*
Cinta : Ini gak fair, hiks.
Rangga : *mulai mendekati bibir Cinta*
HUAAA!? MEREKA CIUMAN! MEREKA CIUMAN!
-Ika, awal kuliah-
Topik tentang ciuman bakal aku masukin ke percakapan sehari-hari deh. Yah, kayak ngomentarin cuaca aja. Lagaknya ahli.
*percakapan dengan kakak sepupu* Ciuman itu enak tau, Ka.
*percakapan dengan nenek* Ciuman itu kayak makan bakso. Kenyal-kenyal. Apalagi yang bibirnya tebal.
*percakapan dengan teman* Aku gak pernah ciuman, Ka. Pernahnya dicium.
*percakapan dengan sahabat pena dari Italia* WHAT? You've never been kissed? OMG.
-Ika, awal menikah-
Ciuman itu..harus dengan orang yang tepat, dan saat yang tepat. Right time. Right place.
-dan dilanjutkan dengan ciuman-ciuman lain yang punya banyak arti lain-
No comments:
Post a Comment