Tuesday, August 16, 2011

Hey, I'm Moving On.


*postingan lama dari tumblr*

*berdehem*

Hari ini pesta nikah Suri. Seperti yang udah aku rencanain 1 bulan lalu, aku baru akan datang ke pesta dia, kalo temenku yg hamil itu udah pulang.

….

Call me a bitch, tapi emang aku malu en takut kalo ketemu si temen yang baru nikah 6 bulan dan udah hamil 5 bulan, yang artinya langsung hamil gitu dia nikah. *lucky, huh?*

But something happened this morning. Saat selesai mandi pagi, aku seperti biasa kacaan dulu. Trus entah darimana pikiran untuk ‘berani datang ke pesta Suri, tanpa takut disindir kenapa belum hamil’ ini tiba-tiba pop out di kepala.

Seperti tersadarkan. Bahwa semua orang punya rezeki masing-masing. Ada yang udah 28th belum nikah, dan gak punya pacar. Ada yang udah 5 tahun nikah belum punya anak.

Mungkin Allah punya rencana lain. Kami bisa jalan-jalan dulu, kami bisa menabung dulu, kami bisa memikirkan matang-matang kalo nanti punya anak mau diajarkan apa, kami diberi waktu oleh Allah, bersiap-siap.

So, long story short, malam ini aku datang ke pesta Suri, tanpa harus menunggu si temen yang hamil ini pulang. Aku beranikan diri. Then suddenly, pas aku noleh ke belakang, aku ngeliat si temen. Dia dadah-dadahin, aku balas. Awalnya, dada ini sakit pas liat perutnya yang udah semakin besar. Aku komat-kamit berdoa supaya dia gak nyamperin. *but my prayer was failed* Dia nyamperin.

Then I looked around. Banyak yang bawa anak. Mreka mukanya udah tua-tua.

Dan aku tersadar lagi. Aku dan Eja masih muda banget. Kami masih 25thn, perjalanan masih panjang. Kenapa harus menghabiskan waktu menyesali diri? Kenapa harus stres karena belum hamil? Umur 25thn, masih banyak yang bisa dikejar, mimpi-mimpi masih bisa diwujudkan. Mungkin 2nd honeymoon to NZ? Well, that’s still possible as long as we haven’t had kids yet. *yayyy!!*

Aku pun memberanikan diri menegur si temen. Agak canggung, tapi aku bakal usahain supaya turut berbahagia untuk dia. Bahagia karena dia diberi kepercayaan oleh Allah untuk menjadi ibu, bahagia karena dia sudah siap lahir batin fisik mental jadi seorang ibu. *which is in my case, I’m still not sure*

We’re happy. Our family that’s *for now* only consist of me and Eja is sooo happy. Dan minggu depan kami mau ke Singapore lagi. Semoga film Transformer 3 udah tayang. See, banyak hal yang masih bisa dicapai selagi masih muda. Okelah punya anak itu salah satu tujuan berumah tangga, tapi world isn’t end if u haven’t have one. The world is still spinning around, sun will rise on East and set on West, everything is just normal.

Untuk move on, kita harus mengenali dan menerima bahwa semua ini *tentang lahir, jodoh, rezeki, dan mati* di luar dari kuasa kita sebagai manusia. So, kita gak bakal capek-capek menghukum diri sendiri dengan ‘cap gagal’. Bukan gagal, tapi belum diberi kepercayaan.

Tonite, I’m so proud of myself. I can hug my pregnant friend, I’m smiling to everyone I know, I’m enjoying the party. Betapa ruginya kalo aku masih terkungkung ama pikiran stres seperti kemaren-kemaren.

Orang-orang nyuruh aku sabar karena belum hamil. But I have my own formula. Berdoa. Berusaha. And let God does the rest.

No comments: