*gambar dari
sini*
Halo para mama. Mau cerita sedikit tentang bahaya pemakaian dot untuk bayi, setelah ada yang nanya tentang dot apa yang aman untuk bayi di FB Page KEPRI Peduli ASI. Yuk mari kita bahas.
Setelah bayi lahir, maunya kita pasti memberikan yang terbaik. Secara ini anugerah yang sudah ditunggu-tunggu 9 bulan, ya kan? Jadi pasti mama ngasih ASI donk, buat sang buah hati. ASIP juga sudah dipompa untuk adek bayi selama ditinggal kerja nanti. Pokoknya yang terbaik deh untuk anak. Hari cuti berakhir datang, mama harus balik kerja lagi. Si adek ditinggal ama pengasuh, sudah dipesankan ke pengasuh/ nenek/ tante/ sodara lain, untuk ngasih ASIP sekian mili setiap dua jam sekali. Mama udah persiapkan banget semuanya. Sebulan, dua bulan, si adek masih lancar nyusunya. Kalo siang dia minum ASIP, sore sampai malam lanjut nyusu langsung ama mama. Aman dunia.
Tapi oh tapi, di bulan keemapat, si adek nolak nyusu langsung ama mamanya. Nangis kalo tiap kali disodorin puting. Langsung buang muka kalo diposisikan untuk menyusu. Apa ada yang salah dengan mama ya? Apa ASI mama sudah gak enak? Eh tapi kalo minum ASIP dari botol susu, si adek keliatan lahap banget, langsung ludes satu botol penuh. Apa yang salah ini ya?
Mama bingung, merasa kecil hati. Biasanya mesra-mesraan ama si adek pas nyusui, sekarang gak bisa lagi karena si adek nolak nyusu ama mama. Aduh, sedihnya. Mama stres, ASI macet, ASIP makin berkurang, dan di bulan kelima, ASI sama sekali udah gak ada. Si adek pun dengan terpaksa minum sufor. Gagal lah rencana ASI Ekslusif yang sudah dipersiapkan sejak masih hamil dulu. Ah.
Sebenarnya, masalahnya dimana?
Kalau dilihat dari gambar
ini
Keliatan kan kalo yang menstimulasi otak untuk keluarnya oksitosin (untuk mengeluarkan ASI) dari hipotalamus itu adalah..hisapan bayi. Jadi, makin sering bayi menghisap payudara langsung, payudara semakin "kosong", maka hormon prolaktin akan semakin banyak memproduksi ASI. ASI mama akan semakin melimpah. Hisapan bayi juga makin bikin oksitosin keluar loh. Jadi ASI banyak, dan keluarnya lancar, semua karena hisapan bayi.
Pada kasus mama tadi, frekuensi bayi menghisap payudara langsung, semakin berkurang karena sudah digantikan dengan penggunaan dot. Pemakaian dot ini selain membuat frekuensi menghisap payudara berkurang, juga akan menyebabkan bayi bingung puting. Itulah yang terjadi pada bayi mama yang takut ketika melihat puting mama, atau menolak keras saat disodorin puting. Karena terbiasa dengan bentuk dot yang mirip puting, jadi bayi bingung. Akhirnya nangis meronta.
Ditambah lagi, mekanisme kerja dari puting dan puting palsu, alias dot ini, sangatlah berbeda.
Dari gambar
di atas, terlihat kalo di dalam mulut bayi, puting kita akan memanjang dan akan langsung menuju tenggorokan bayi.
Lalu bayi akan mengisap puting (mekanisme seperti vakum) dulu beberapa detik, barulah ASI keluar setelah diperah oleh lidah bayi. Jadi tidak langsung keluar setelah mulut bayi nemplok di payudara kita loh, mama. Nah, ini sangat berbeda dengan mekanisme dot. Kalo minum ASIP dari dot,
ujung dot akan dijepit oleh bibir bagian atas dan bawah, lalu tanpa harus menghisap terlebih dahulu, ASIP akan langsung keluar. Memang ini lebih mudah untuk bayi, maka ketika dia harus menyusu lagi dari payudara, yang harus dihisap dulu beberapa detik, barulah ASI keluar, maka tentu dia akan bingung dan menolak. Padahal mekanisme menyusu langsung seperti ini adalah yang paling sempurna, karena akan menstimulasi seluruh otot rahang bayi, baik untuk perkembangan mulut dan kemampuan berbicara di masa depan.
Selain itu, mama, karena terbiasa dengan dot, maka hisapan bayi ke payudara juga kurang maksimal (mekanismenya aja udah beda), jadi payudara tidak benar-benar "dikosongkan". Akibatnya ASI yang bersisa ini, untuk besok-besoknya, hormon prolaktin akan semakin sedikit memproduksi ASI, sesuai dengan prinsip supply meets demand. Jadi tubuh menganggap ASI sudah semakin kurang dibutuhkan (karena bersisa) jadi untuk kedepannya makin sedikit dibuat. Belum 6 bulan, produksi ASI mama akan "kering".
Bagaimana mama, sudah mengerti kan bahaya dot untuk bayi kita? Selain tidak baik untuk perkembangan rahang bayi, juga besar sekali resiko bayi bingung puting.
Lalu bagaimana dengan klaim dot merk tertentu yang mirip mekanisme kerja puting, seperti
iklan ini?
Tidak benar ya, mama. Ada beberapa mama yang sudah mencoba dot model ini tetapi tetap bingung puting. Seperti yang mama tahu, tidak ada yang dapat menyamai buatan Tuhan, itulah yang paling sempurna untuk anak kita. Bahkan WHO sudah menjelaskan dalam salah satu poin Sepuluh Langkah Keberhasilan Menyusui bahwa dilarang menggunakan dot atau empeng. Bisa mama baca
di sini ya.
Jadi, kalau mama mau balik kerja setelah cuti melahirkan habis, segeralah ajari pengasuh/nenek/sodara yang mengasuh si adek untuk memberikan ASIP dengan media lain dengan resiko bingung puting yang lebih kecil, seperti dengan cup feeder, sendok kecil, pipet tetes. Pengalaman saya sendiri, anak saya yang saat itu usianya 2 bukan diajari minum ASIP dengan cup feeder. Alhamdulillah tidak pernah bingung puting dan masih menyusu hingga sekarang umurnya 2,5 tahun. Jadi, pasti mama bisa, asal niat dan konsisten.
Jangan menyerah dan jauh-jauh hari sudah ajarkan kepada keluarga. Berikan pengertian bahwa memberi ASIP bukan dengan dot ini adalah yang terbaik untuk bayi. Tentunya seluruh keluarga ingin yang terbaik untuk bayi kesayangan kita, kan? :))
Disclaimer :
Tulisan ini juga akan dimuat di FB Page KEPRI Peduli ASI dan twitter @Kepri_peduliASI